Senin, 12 Oktober 2009

BARU,,BARU,,BARU,,BUAT CERPEN JA LAH....

Hehehehe nih cerpenku masih awal-awal belajar nulis cerpen jadi kalaw ada yg gax nyambung maklumi ja yah......

“Bintang itu tadi hadir, cerah bersinar berseri-seri dengan wajahnya yang indah, dan hatiku bersedih ketika bintang itu tak terlihat lagi“. Bertambah kembali buku yang berisi tentang puisi-puisi hatiku. Perasaan yang tak bisa kutebak. Perasaan ini timbul akibat rasa penasaranku, rasa penasaran pakah Randy seorang cowok yang katanya menyukaiku benar-benar suka padaku atau tidak.
Siang itu salah satu temanku berteriak memanggil seseorang, aku tak tau itu siapa yang ku tau dia satu ekskul denganku serta temanku itu, tapak suci.
“Fie, Randy nyari’in kamu lho...”ucapnya seusai memanggil cowok itu. Randy?? Siapa Randy aku tau dia siapa tiba-tiba nyari’in aku. Tapi aku tak begitu mementingkan hal itu, karena mungkin dia hanya bercanda. Aku pun bermain senang dengan teman-temanku.
“Randy...”Faniel ngeledek aku ketika aku baru datang. Awalnya sih kesel tiba-tiba ngeledek kayak gitu. Tapi ledekan itu terus berlanjut sampai akhirnya aku bertanya-tanya siapa dia kelas berapa dia dan kenapa Faniel bisa kenal dengannya. Dan apakah benar yang dikatakan Faniel bahwa dia suka padaku atau tidak.
Ketika pelajaran penjas, Faniel tiba-tiba berteriak memanggilku dan menyuruhku untuk segera turun seusai ganti pakaian olah raga. Ternyata cowok yang bernama Randy itu ada di bawah sedang duduk di kantin, dia ikut pertandingan tapak suci. Aku berpikir dia lumayan keren dan nggak jelek-jelek amat. Ya....rata-rata temanku bilang begitu. Teman-temanku sudah pada tau dan aku menjadi bahan ledekan.
Wah..!!! Perasaan ini makin menjadi-jadi, aku kepikiran dia terus dan aku nggak bisa membendung perasaan ini. Bagaimana bisa aku bisa merasakan ini sedang aku baru kemarin melihatnya, tapi dia benar-benar ada terus dalam pikiranku. Dia benar-benar ada hingga masuk ke dalam mimpiku. Aku bermimpi dia datang ke kelasku dan nembak aku dengan sebuah puisi cinta yang menyentuh hatiku. Tapi aku langsung terbangun dan mimpi itu tak berlanjut.
“Fie, kalau Randy nembak terima aja ya, katanya dia mau nembak kamu hari kamis” ucap Faniel ketika dia nyamperin aku di tempat dudukku. Dug..dug..dug..jantungku berdetak begitu cepat ketika Faniel berkata begitu, tanganku gemetar dan aku tak bisa berucap apa-apa, bahkan ketika Nina bertanya apa yang dikatakan Faniel tadi kepadaku aku menjawab dengan gugup.
Akibat perasaan hatiku ini, banyak puisi-puisi yang ku buat dengan perasaan ini. Hampir satu buku habis terisi dengan puisi-puisiku tentang cinta. Walaupun aku masih kelas 2 SMP, tapi ini memang perasaan yang disebut orang cinta. Perasaan yang memang sewajarnya timbul untuk anak seumuranku.
Kamis pun tiba, dan tak ada yang menyatakan rasa suka kepadaku. Ya, di hari itu yang katanya dia mau menembakku sama sekali nggak nembak aku. Aku nggak tau Faniel yang bohong atau Randy yang memang nggak berani menyatakan semuanya kepadaku. Ada sedikit rasa kekecewaan dalam hatiku. Mungkin karena dia memang tak mengatakan apa-apa padaku, jangankan nembak aku saja tak pernah berbicara padanya. Aku tau ini tidak wajar, dia sama sekali gak melakukan tahap pendekatan padaku dan aku curiga padanya. Setelah beberapa hari aku melihatnya, aku belum menemukan getaran apapun dari sorot matanya, yang ada aku hanya melihat sebuah kengkuhan yang menunjukkan tak ada sedikitpun perasaannya padaku. Itulah yang ku temukan dari sorot matanya.
Di sekolahku, belajarnya sampai sore jadi ketika masuk waktu Zhuhur dan Ashar kami shalat berjamaah di masjid depan sekolahku. Hari itu aku nggak shalat ya..maklum tamu bulanan bagi kaum wanita. Jadi aku dan kedua temanku, Icha dan Zahra yang juga nggak shalat berada di dalam kelas, anak cowok telah usai pulang shalat Jum’at dan anak cewek shalat Zhuhur. Tiba-tiba muncul seorang cowok depan kelas menjelajahi seluruh isi kelas dan itu Randy, entah apa yang ia lakukan, tapi tadi aku melihatnya disuruh salah satu guru kami dan kebetulan guru itu masuk pada jam habis shalat Jum’at.
“Itu Sofie dia duduk di belakang..”teriak Zahra kepada Randy. Aku yang saat itu deg-degan dan gemetaran hanya bisa kesel dengan Zahra yang tiba-tiba berkata seperti itu. Gawat!!satu kelas tau!!
“Fie, Randy ya Fie....”ledek salah satu temen cowok di kelasku. Aku kesel sangat-sangat kesel dengan kejadian tadi, ditambah lagi dengan pernyataan Faniel bahwa Randy titip salam untukku dengan suara yang keras. Aku nggak tau harus jawab dengan suara kuat atau hanya diam saja tapi yang jelas salam yang ditujukannya khusus untukku ku jawab dengan senang hati walaupun dalam hati dan tak ada yang mengetahui.
Perasaanku ini memang tak ada yang mengetahui karena aku memang jarang curhat tentang perasaanku ini pada mereka walaupun banyak unek-unek yang ingin aku kelurakan dan kuutarakan. Namun kadang mereka bisa menebak dengan raut wajahku yang tak bisa menahan senyum ketika mereka ngeledekin aku.
Di suatu hari tiba-tiba Faniel bilang bahwa Randy sudah tak menyukaiku lagi, bahkan aku memang melihatnya menggeleng ketika Faniel nanyak dia masih suka sama aku atau tidak. Aku nggak tau apa yang kurasakan saat itu. Dan hari itu aku benar-benar malu. Karena bangku yang ku duduki jatuh dan terbalik, semuanya memandangku dan menertawakanku termasuk Randy yang memang masih berada di sekitar situ.Aduhhh!!!itu kejadian yang paling memalukan yang ku alami dan di tambah lagi dengan adanya Randy di sana dan ikut pula tertawa.
“Cinta itu gila, datang tak dijemput pulang nggak bilang-bilang. Cinta itu gila, datang sesukanya pergi seenaknya. Cinta itu gila dan tak ada yang mengerti dengan kehadiran cinta kecuali cinta itu sendiri”. Itulah kata-kata yang bisa aku ungkapkan malam itu, cinta yang datang tak tau kapan begitupun dengan kepergiannya. Dan kata-kata itu tercipta dari apa yang barusan ku alami.
Pernyataan bahwa Randy nggak suka lagi padaku itu benar. Hari kamis Faniel bilang bahwa dia sekarang sukanya sama Icha. Dia mulai suka sama Icha ketika dia nunggui aku karena mau nembak aku, itu tepat hari selasa, itu juga informasi dari Faniel. Bertambah kembali rasa sesak yang ada di hati ini. Dan bertambah lagi puisi cinta di buku catatanku itu.
“Fie, ada yang kirim salam sama kamu...”ucapnya tiba-tiba ketika kami membersihkan kelas selagi anak cowok shalat jum’at.
“Jawab dong Fie...”pintanya padaku. Namun aku tak kunjung menjawab karena aku juga nggak tau siapa yang titip salam sama aku,apakah itu Randy tau siapa aku tak tau. Aku cuek. Tapi salah satu temanku, Tria bilang kepadaku bahwa nggak mungkin dia secepat itu nggak suka lagi sama aku. Ya aku curhat sama dia tentang apa yang di katakan Faniel padaku. Aku juga berpikir seperi itu gitu, tapi aku nggak tau bagaimana yang sebenarnya. Dan ketika pulang, aku bersama Icha satu arah jadi kami pulang bareng naik angkot. Dan tiba-tiba dia bilang “Tadi Randy titip salam lho...dia bilang kamu tuh cinta prtamanya dia, tapi masalah dia suka sama aku tu aku nggak tau..?” Aku sama sekali nggak ngerti apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang sebenarnya dia rasakan. Aku betul-betul bingung.
Tapi dengan serangkaian apa yang terjadi, sebenarnya aku masih tetap menunggunya, menunggunya jika ia masih mempunyai perasaan padaku. Dan hati ini memang masih selalu mengingatnya, bahkan ketika aku bangun tidur hal yang pertama sekali aku ingat adalah dia. Jadi sekarang aku nggak tau apa yang seharusnya kulakukan dengan adanya cinta itu.
Sekarang aku hanya butuh sebuah kepastian yang benar-benar pasti agar tak membuatku selalu menunggu dan gelisah setiap harinya. Namun kepastiannya itu entah kapan datangnya. Aku tak tau waktunya kapan dan apakah kepastian itu akan datang. Ya sebuah kepastian dalam diriku.





“Aku senantiasa melihatmu ketika engkau melintas di hadapanku. Dan aku tetap melihatmu dalam pikiranku”.

“Aku sudah menunggu dalam waktu yang lama. Namun...bintang itu belum bersinar juga”.

“Aku hanya ingin sebuah kepastian, yang tidak membuatku menunggu dan selalu gelisah”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar